Indonesia harus bangga dengan tiga orang mahasiswa ini yang mampu menciptakan robot canggih dengan nama War-V1 atau lebih pantas disebut dengan Tank tanpa awak asli dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia.
Nama War-V1 diberikan sebagai kendaraan taktis lapis baja tanpa awak, yang merupakan hasil karya Mahasiswa Indonesia yang bernama Bachtiar Laksana, dalam pengembangan mobil militer War-V1, Bachtiar dibantu oleh dua orang temannya yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.
Peran utama dari kendaraan ini yaitu sebagai beckup infrantry dilapangan, sehingga senjata dan system pendukung lainnya diseuaikan dengan perannya.
War-V1 adalah prototipe ranpur karya Anak Bangsa yang ide rancangannya merujuk ke ikon robot Megabots (Amerika) dan Kuratas (Jepang). War-V1 memang dirancang sebagai robot hybrid tactical vehicle, dapat digerakkan lewat remote atau dikendalikan langsung oleh seorang awak.
Dengan mengusung keunggulan lapis baja dan roda rantai yang dilengkapi dengan persenjataan seperti meriam membuat tank tanpa awak ini dapat diandalkan untuk mendukung operasi TNI AD di medan-medan tertentu. Kehadiran War-V1 ini mendapat respon positif dari TNI AD yang langsung melirik konsep ranpur futuristik ini.
War-V1 - Tank Tanpa Awak Canggih Buatan BDLTech Indonesia
Indonesia harus bangga dengan tiga orang mahasiswa ini yang mampu menciptakan robot canggih dengan nama War-V1 atau lebih pantas disebut dengan Tank tanpa awak asli dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia.
Desain robot war-v1 yang merupakan tank tanpa awak buatan Indonesia
Nama War-V1 diberikan sebagai kendaraan taktis lapis baja tanpa awak, yang merupakan hasil karya Mahasiswa Indonesia yang bernama Bachtiar Laksana, dalam pengembangan mobil militer War-V1, Bachtiar dibantu oleh dua orang temannya yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.
Peran utama dari kendaraan ini yaitu sebagai beckup infrantry dilapangan, sehingga senjata dan system pendukung lainnya diseuaikan dengan perannya.
War-V1 adalah prototipe ranpur karya Anak Bangsa yang ide rancangannya merujuk ke ikon robot Megabots (Amerika) dan Kuratas (Jepang). War-V1 memang dirancang sebagai robot hybrid tactical vehicle, dapat digerakkan lewat remote atau dikendalikan langsung oleh seorang awak.
Dengan mengusung keunggulan lapis baja dan roda rantaiyang dilengkapi dengan persenjataan seperti meriam membuat tank tanpa awak ini dapat diandalkan untuk mendukung operasi TNI AD di medan-medan tertentu. Kehadiran War-V1 ini mendapat respon positif dari TNI AD yang langsung melirik konsep ranpur futuristik ini.
Di beberapa hal, Robot War-V1 ada kemiripannya dengan Bozena yaitu robot penghancur ranjau milik Yon Zipur TNI AD, yakni berbasis robotic dalam platform kendaraan. Bagi yang belum kenal War-V1, konsep prototipe ranpur ini dibuat oleh startup BDLTech dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Hebatya, penggarapan prototipe hanya dilakoni oleh tiga orang.
“Mulai dari dari desain (2,5 bulan), pengerjaan fisik (11,5 bulan) elektronik, dan finisihing yang masih berlangsung sampai saat ini, semua dilakukan oleh tim internal kami,” ujar Bachtiar Dumais Laksana, direktur CV BDLTech. Khusus untuk pencetakan logam (custom) dibantu CV Kembar Teknika di Klaten, Jawa Tengah.
Keunggulan Robot War-V1 atau tank tanpa awak buatan BDL Tech Indonesia
Tank robot War-V1 memiliki beberapa keunggulan dibanding ranpur sejenisnya. War-V1 disasar sebagai blocker, backup dan sweeper untuk eskalasi peperangan menengah. Bekal senjata utama yang diusung adalah Minimi 5,56 mm, jenis SMR (Senapan Mesin Regu) yang punya kemampuan dual feed system.
Minimi dipilih karena dual mode sistem otomatis yg dimilikinya, sehingga modifikasi control elektronis jadi sangat mudah. “Kapasitas jumlah magasin juga menjadi pertimbangan, karena cadangan hingga lebih dari 2.000 peluru akan membantu unit dalam aplikasi lapangan.
Senjata minimi ini juga dipandang punya dimensi yang paling pas dengan desain War-V1. Berlaku layaknya robot, reload peluru ke senjata juga akan dipersiapkan otomatis. Dalam desain fisiknya, kantung magasin dapat dibuka dan pasang dari dalam kendaran sehingga mekanisme reload dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Senjata lain yang ditawarkan War-V1 yakni peluncur roket tipe fixed tubular dengan jangkauan 1,8 km. Untuk menjalankan misi tempur, rencana War-V1 akan dipasangi plat baja berukuran 3 mm di sekeliling bodi.
Targetnya War-V1 akan menggunakan plat baja laterit milik LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonsia) dengan ketebalan antara 5 – 7 mm. Namun sampai saat ini diakui pihak BDLTech belum berhasil mendapat akses untuk memperolehnya. Secara umum, robot War-V1 disiapkan untuk menahan terjangan proyektil hingga kaliber 7,62 mm.
Modus kendali War-V1 dirancang hybrid, bila menggunakan remote (wireless) saat ini baru bisa menjelajah sejauh 1 km. Sementara dengan awak (manned) combat radius mencapai 8 km. Untuk transmisi kendali saat ini masih menggunakan radio frekuensi biasa.
Kedepan ada keinginan untuk memodifikasi pengiriman sinyal dengan digital, atau kendali lewat WiFi yang mendukung anti jamming. Sementara untuk pengindraan, War-V1 mengandalkan kamera IR Color Digital dan CCD CCTV. Sebagai interfacenya 3 x 9 inchi DC monitor.
Dapur pacu War-V1 disokong dari baterai Hybrid 2xBLDC (Brushless Direct Current) Motor, 48 Volt DC 5600 RPM. Dengan kondisi baterai full, combat duration War-V1 bisa mencapai 90 menit.
Melaju bak tank, War-V1 mengusung roda rantai jenis leafchain merek D.I.D Japan Full Baja, ukuran RS 100, dan main/idler roller sprocket 7inch (Custom Manual). Agar ramah digunakan di medan aspal, sisi rantai bagian luar dilapisi karet konveyor 3ply. Dan hingga saat ini ranpur War-V1 terus dikembangkan untuk penyempurnaan guna memperoleh hasil yang memuaskan.
Spesisikasi Robot tank tanpa awak War-V1
Secara umum kendaraaan baja tanpa awak ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Nama War-V1 diberikan sebagai kendaraan taktis lapis baja tanpa awak, yang merupakan hasil karya Mahasiswa Indonesia yang bernama Bachtiar Laksana, dalam pengembangan mobil militer War-V1, Bachtiar dibantu oleh dua orang temannya yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.
Peran utama dari kendaraan ini yaitu sebagai beckup infrantry dilapangan, sehingga senjata dan system pendukung lainnya diseuaikan dengan perannya.
War-V1 adalah prototipe ranpur karya Anak Bangsa yang ide rancangannya merujuk ke ikon robot Megabots (Amerika) dan Kuratas (Jepang). War-V1 memang dirancang sebagai robot hybrid tactical vehicle, dapat digerakkan lewat remote atau dikendalikan langsung oleh seorang awak.
Dengan mengusung keunggulan lapis baja dan roda rantai yang dilengkapi dengan persenjataan seperti meriam membuat tank tanpa awak ini dapat diandalkan untuk mendukung operasi TNI AD di medan-medan tertentu. Kehadiran War-V1 ini mendapat respon positif dari TNI AD yang langsung melirik konsep ranpur futuristik ini.
War-V1 - Tank Tanpa Awak Canggih Buatan BDLTech Indonesia
Indonesia harus bangga dengan tiga orang mahasiswa ini yang mampu menciptakan robot canggih dengan nama War-V1 atau lebih pantas disebut dengan Tank tanpa awak asli dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia.
Desain robot war-v1 yang merupakan tank tanpa awak buatan Indonesia
Nama War-V1 diberikan sebagai kendaraan taktis lapis baja tanpa awak, yang merupakan hasil karya Mahasiswa Indonesia yang bernama Bachtiar Laksana, dalam pengembangan mobil militer War-V1, Bachtiar dibantu oleh dua orang temannya yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.
Peran utama dari kendaraan ini yaitu sebagai beckup infrantry dilapangan, sehingga senjata dan system pendukung lainnya diseuaikan dengan perannya.
War-V1 adalah prototipe ranpur karya Anak Bangsa yang ide rancangannya merujuk ke ikon robot Megabots (Amerika) dan Kuratas (Jepang). War-V1 memang dirancang sebagai robot hybrid tactical vehicle, dapat digerakkan lewat remote atau dikendalikan langsung oleh seorang awak.
Dengan mengusung keunggulan lapis baja dan roda rantaiyang dilengkapi dengan persenjataan seperti meriam membuat tank tanpa awak ini dapat diandalkan untuk mendukung operasi TNI AD di medan-medan tertentu. Kehadiran War-V1 ini mendapat respon positif dari TNI AD yang langsung melirik konsep ranpur futuristik ini.
Di beberapa hal, Robot War-V1 ada kemiripannya dengan Bozena yaitu robot penghancur ranjau milik Yon Zipur TNI AD, yakni berbasis robotic dalam platform kendaraan. Bagi yang belum kenal War-V1, konsep prototipe ranpur ini dibuat oleh startup BDLTech dari Balikpapan, Kalimantan Timur. Hebatya, penggarapan prototipe hanya dilakoni oleh tiga orang.
“Mulai dari dari desain (2,5 bulan), pengerjaan fisik (11,5 bulan) elektronik, dan finisihing yang masih berlangsung sampai saat ini, semua dilakukan oleh tim internal kami,” ujar Bachtiar Dumais Laksana, direktur CV BDLTech. Khusus untuk pencetakan logam (custom) dibantu CV Kembar Teknika di Klaten, Jawa Tengah.
Keunggulan Robot War-V1 atau tank tanpa awak buatan BDL Tech Indonesia
Tank robot War-V1 memiliki beberapa keunggulan dibanding ranpur sejenisnya. War-V1 disasar sebagai blocker, backup dan sweeper untuk eskalasi peperangan menengah. Bekal senjata utama yang diusung adalah Minimi 5,56 mm, jenis SMR (Senapan Mesin Regu) yang punya kemampuan dual feed system.
Minimi dipilih karena dual mode sistem otomatis yg dimilikinya, sehingga modifikasi control elektronis jadi sangat mudah. “Kapasitas jumlah magasin juga menjadi pertimbangan, karena cadangan hingga lebih dari 2.000 peluru akan membantu unit dalam aplikasi lapangan.
Senjata minimi ini juga dipandang punya dimensi yang paling pas dengan desain War-V1. Berlaku layaknya robot, reload peluru ke senjata juga akan dipersiapkan otomatis. Dalam desain fisiknya, kantung magasin dapat dibuka dan pasang dari dalam kendaran sehingga mekanisme reload dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Senjata lain yang ditawarkan War-V1 yakni peluncur roket tipe fixed tubular dengan jangkauan 1,8 km. Untuk menjalankan misi tempur, rencana War-V1 akan dipasangi plat baja berukuran 3 mm di sekeliling bodi.
Targetnya War-V1 akan menggunakan plat baja laterit milik LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonsia) dengan ketebalan antara 5 – 7 mm. Namun sampai saat ini diakui pihak BDLTech belum berhasil mendapat akses untuk memperolehnya. Secara umum, robot War-V1 disiapkan untuk menahan terjangan proyektil hingga kaliber 7,62 mm.
Modus kendali War-V1 dirancang hybrid, bila menggunakan remote (wireless) saat ini baru bisa menjelajah sejauh 1 km. Sementara dengan awak (manned) combat radius mencapai 8 km. Untuk transmisi kendali saat ini masih menggunakan radio frekuensi biasa.
Dapur pacu War-V1 disokong dari baterai Hybrid 2xBLDC (Brushless Direct Current) Motor, 48 Volt DC 5600 RPM. Dengan kondisi baterai full, combat duration War-V1 bisa mencapai 90 menit.
Melaju bak tank, War-V1 mengusung roda rantai jenis leafchain merek D.I.D Japan Full Baja, ukuran RS 100, dan main/idler roller sprocket 7inch (Custom Manual). Agar ramah digunakan di medan aspal, sisi rantai bagian luar dilapisi karet konveyor 3ply. Dan hingga saat ini ranpur War-V1 terus dikembangkan untuk penyempurnaan guna memperoleh hasil yang memuaskan.
Spesisikasi Robot tank tanpa awak War-V1
Secara umum kendaraaan baja tanpa awak ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- Kru : Unmmaned/manned (1 personel)
- Berat kosong: 710 kg
- Berat penuh: 940 kg
- Panjang : 1.952 mm
- Lebar: 1.681 mm
- Tinggi: 1.652 mm
- Mesin: Baterai Hybrid 2xBLDC (Brushless Direct Current) Motor
- Combat radius max: 8 km
- Combat duration: 90 menit
- Horizontal obstabcle max: 340 mm
- Hole obstacle max: 600 mm
- Kamera: IR Color Digital
- Senjata: FN Minimi 5,56 mm