Aksi kopral 'terkuat' TNI Subagyo Lelono mengundang decak kagum. Prajurit Polisi Militer TNI AD ini pernah lari 24 jam non stop. Dia juga koprol 5 Km tanpa henti dan push up 21 jam 40 menit. Aksinya ini diganjar rekor MURI.
Bagi prajurit TNI, kuat adalah sebuah kebutuhan. Kalau tidak kuat bagaimana mau melindungi bangsa dan negara.
Apalagi pasukan elite TNI, yang kemampuannya di atas rata-rata prajurit reguler. Latihan mereka pun dibuat ekstra keras hingga menghasilkan prajurit yang memiliki otot kawat dan tulang besi.
Indonesia memiliki banyak satuan elite yang memiliki kemampuan tempur terbaik. Di TNI AD ada Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Sat 81 Penanggulangan Teror (Gultor), Peleton Intai Tempur (Tontaipur), dan Raider.
TNI AL punya Pasukan Intai Amfibi (Taifib), Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka). Sementara TNI AU punya Pasukan Khas dan Detasemen Bravo 90 di dalamnya.
Berikut aksi-aksi pasukan elite TNI yang bikin geleng-geleng kepala.
1. Minum darah ular kobra
Dalam materi pasukan elite ada jungle survival, atau bertahan hidup di hutan. Mereka harus makan apa saja demi mempertahankan hidup.
Salah satu menu favorit saat survival adalah ular kobra yang banyak di hutan tropis. Mereka pun makan daging ular kobra dan meminum darahnya. Hal ini dipercaya bisa menambah kekuatan dan membuat tubuh agak kebal terhadap bisa ular.
Caranya, kepala ular dipotong. Darahnya diminum dan dagingnya dibakar.
2. Bernafas dua jam dalam air
Pasukan Peleton Intai Tempur (Tontaipur) punya kemampuan bernafas dalam air. Cuma berbekal sebuah buluh bambu, mereka bisa tahan dua jam dalam air.
Jika musuh melihat dari atas, tak akan ketahuan ada Tontaipur yang sedang bersembunyi dalam air.
Dengan gerakan senyap, para prajurit ini pun akan melakukan serangan mendadak ke pertahanan musuh. Para prajurit ini pun bisa bergerak jauh ke daerah musuh untuk melakukan pengintaian.
3. Jalan kaki ratusan kilometer
Dalam latihan pasukan komando, ada tahapan long march atau perjalanan jauh ratusan kilometer. Tak cuma jalan kaki, mereka harus siap menerima serangan dari para pelatih.
Kopassus TNI AD melakukan long march dari Batujajar, Kabupaten Bandung ke pantai Cilacap, Jawa Tengah. Sementara Paskhas TNI AU berjalan dari Margahayu Bandung ke Pamengpeuk di Garut Selatan.
Begitu sampai di tujuan, bukan berarti bisa santai-santai. Materi terberat medan rawa laut siap menguras fisik mereka habis-habisan.
4. Renang melintasi Selat Sunda dan Madura
Buat Prajurit Intai Amfibi TNI AL, berenang melintasi Selat Sunda yang jaraknya 19,2 mil laut atau kurang lebih 38 kilometer hal biasa. Mereka juga rutin berenang menyeberangi Selat Madura.
Bagi prajurit TNI, kuat adalah sebuah kebutuhan. Kalau tidak kuat bagaimana mau melindungi bangsa dan negara.
Apalagi pasukan elite TNI, yang kemampuannya di atas rata-rata prajurit reguler. Latihan mereka pun dibuat ekstra keras hingga menghasilkan prajurit yang memiliki otot kawat dan tulang besi.
Indonesia memiliki banyak satuan elite yang memiliki kemampuan tempur terbaik. Di TNI AD ada Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Sat 81 Penanggulangan Teror (Gultor), Peleton Intai Tempur (Tontaipur), dan Raider.
TNI AL punya Pasukan Intai Amfibi (Taifib), Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Detasemen Jala Mangkara (Denjaka). Sementara TNI AU punya Pasukan Khas dan Detasemen Bravo 90 di dalamnya.
Berikut aksi-aksi pasukan elite TNI yang bikin geleng-geleng kepala.
1. Minum darah ular kobra
Salah satu menu favorit saat survival adalah ular kobra yang banyak di hutan tropis. Mereka pun makan daging ular kobra dan meminum darahnya. Hal ini dipercaya bisa menambah kekuatan dan membuat tubuh agak kebal terhadap bisa ular.
Caranya, kepala ular dipotong. Darahnya diminum dan dagingnya dibakar.
2. Bernafas dua jam dalam air
Pasukan Peleton Intai Tempur (Tontaipur) punya kemampuan bernafas dalam air. Cuma berbekal sebuah buluh bambu, mereka bisa tahan dua jam dalam air.
Jika musuh melihat dari atas, tak akan ketahuan ada Tontaipur yang sedang bersembunyi dalam air.
Dengan gerakan senyap, para prajurit ini pun akan melakukan serangan mendadak ke pertahanan musuh. Para prajurit ini pun bisa bergerak jauh ke daerah musuh untuk melakukan pengintaian.
3. Jalan kaki ratusan kilometer
Dalam latihan pasukan komando, ada tahapan long march atau perjalanan jauh ratusan kilometer. Tak cuma jalan kaki, mereka harus siap menerima serangan dari para pelatih.
Kopassus TNI AD melakukan long march dari Batujajar, Kabupaten Bandung ke pantai Cilacap, Jawa Tengah. Sementara Paskhas TNI AU berjalan dari Margahayu Bandung ke Pamengpeuk di Garut Selatan.
Begitu sampai di tujuan, bukan berarti bisa santai-santai. Materi terberat medan rawa laut siap menguras fisik mereka habis-habisan.
4. Renang melintasi Selat Sunda dan Madura
Buat Prajurit Intai Amfibi TNI AL, berenang melintasi Selat Sunda yang jaraknya 19,2 mil laut atau kurang lebih 38 kilometer hal biasa. Mereka juga rutin berenang menyeberangi Selat Madura.
Selain harus jago berenang, mereka juga harus kuat mendayung perahu karet berkilo-kilo meter. Perahu karet merupakan pilihan terbaik untuk penyusupan dari laut karena tidak menimbulkan suara.
5. Menyusup dilaut tanpa percikan
TNI dikenal sebagai tentara yang memiliki kemampuan penyusupan ke daerah musuh tanpa di ketahui yaitu dengan melakukan renang Rintis. Renang Rintis sendiri adalah renang jarak jauh dengan senyap tanpa suara, percikan air dan gelembung udara.
Dalam renang ini para tartih raider hanya memakai pelambung berjenis bola dan snorkel untuk melakukan penyergapan dalam jarak yang masih jauh. Setelah mendekati target, satu persatu pasukan akan di turunkan dari perahu karet untuk menuju ke target dengan cara berenang dan tanpa percikan air dan gelembung udara.
6. Berenang dengan Kaki dan Tangan terikat
Hellweek adalah salah satu latihan terberat untuk menjadi pasukan elite TNI AL, Komando Pasukan Katak (KOPASKA). Pasukan di haruskan menyelam selama berjam-jam dengan keadaan tangan dan kaki di ikat. Walaupun tidak terlalu dalam, namun para prajurit di tuntut untu dapat mengatur waktu untuk mengambil nafas dan menyelam.
Hellweek adalah salah satu latihan terberat untuk menjadi pasukan elite TNI AL, Komando Pasukan Katak (KOPASKA). Pasukan di haruskan menyelam selama berjam-jam dengan keadaan tangan dan kaki di ikat. Walaupun tidak terlalu dalam, namun para prajurit di tuntut untu dapat mengatur waktu untuk mengambil nafas dan menyelam.
7. Lempar Kapak dan Pisau
Tidak hanya dituntut ahli dalam pemakian senjata api, namun tentara juga di tuntut untuk ahli bertarung dengan menggunakan senjata tajam. Setiap lulusan pendidikan komando berhak mendapatkan pisau komando. Selain bertarung, prajurit juga di latih melempak pisau dan kapak.
Tidak hanya dituntut ahli dalam pemakian senjata api, namun tentara juga di tuntut untuk ahli bertarung dengan menggunakan senjata tajam. Setiap lulusan pendidikan komando berhak mendapatkan pisau komando. Selain bertarung, prajurit juga di latih melempak pisau dan kapak.