TNI AL Indonesia terus meningkatkan kekuatanya dengan terus menambah Alutsista canggih terbaru. Salah satu yang terbaru yaitu Kapal perang canggih KRI Spica-934 yang didatangkan oleh TNI AL.
Rencana Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim dunia memang tidak main-main, hal ini dibuktikan dengan langkah nyata diantaranya yaitu reformasi pengelolaan laut Indonesia dan terus menambah kekuatan TNI AL.
Yang terbaru yaitu didatangkannya KRI Spica-934 dari Prancis untuk menjaga wilayah laut Indonesia. KRI Spica-934 merupakan kapal baru jenis survei hydro-oseanografi yang berteknologi canggih dan satu-satunya di Asia Tenggara.
Kapal perang KRI Spica-934 ini berkecepatan 14 knots dengan bobot 500 ton, panjang 60 meter dan mampu berlayar secara terus-menerus selama 20 hari. Untuk sistem persenjataan, kapal ini dilengkapi dengan cannon PSU Rheinmetal kaliber 22 mm dan dua pucuk senapan mesin berat M2HB kaliber 12,7 mm.
Penggunaan kapal ini diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi di galangan kapal OCEA Shipyard Company, Les Sables d'Olone, Prancis, Sabtu (17/10/2015). Peresmian dilaksanakan melalui prosesi commissioning berupa upacara yang diawali dengan tradisi penamaan kapal (shipnamming) yang dilakukan oleh Ny Endah Ade Supandi, selaku ibu kandung kapal, dengan tata tradisi memecahkan kendi di lambung kapal tersebut sebagai pertanda kelahiran kapal.
Kini KRI Spica-934 resmi masuk ke dalam jajaran kekuatan pertahanan Indonesia. KRI Spica-934 ini diambil dari nama salah satu bintang yang menjadi acuan bernavigasi. Kapal bantu hidro-oceanografi (BHO) ini memiliki peralatan survei hingga ke kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut.
KRI Spica-934 yang dibuat di galangan kapal OCEA Dossier, di Les Sables-d'Olonne, Prancis, ini memiliki kecepatan maksimum 14 knots, panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton. Kapal ini mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six, mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan, serta mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari.
KRI Spica-934 adalah kapal survei hidrografi canggih kedua yang dimiliki TNI AL setelah KRI Rigel-933. Spesifikasi teknis keduanya hampir sama. KRI Spica-934 fungsi asasinya merupakan kapal riset dan survei hidro-oseanografi (Oceanographic Offshore Support Vessel/OSV)
Meski begitu, kapal ini juga dapat menjalankan peran sebagai kapal patroli. Soalnya kapal ini dibekali kanon PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan.Sebagai elemen inti dari fitur kapal ini adalah perlengkapan penunjang misi oseanografi. KRI Spica-934 dilengkapi perangkat single beam echo sounder jenis Kongsberg's EA600 dan multibeam systems EM2040 dan EM302.
Kapal ini mulai berlayar dari Perancis pada bulan Oktober 2015 dan tiba di tanah air bulan Desember 2015. Selanjutnya pada Sabtu kemarin 12 Desember 2015 kapal ini bertolak menuju Jakarta.
Beberapa keistimewaan instrumen khusus penera hidrologis dan oseanografis yang dimiliki kapal Rigel class ini.
Keistimewaan pertama, kapal buatan Perancis ini mampu membedakan lapisan demi lapisan air laut di kedalaman, hingga mengenali perbedaan salinitas dan pergerakan arus air.
Kelebihan kedua kapal ini dibekali kapal selam mini tanpa awak autonomous underwater vehicle (AUV). Perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 6.000 meter.
Dan yang ketiga, kapal yang disebut sebagai kapal survei tercanggih di Asia ini juga bisa membedakan apakah obyek yang dijumpai didasar laut itu metal, bahan organik, atau bahan lainnya.
Lebih canggih lagi, setiap OSV dibekali autonomous underwater vehicle (AUV). Perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 6.000 meter.
Kini KRI Spica-934 telah resmi menjadi Armada tempur terbaru TNI AL dan akan mebantu tugas-tugas TNI AL dalam menjaga wilayah kedaulatan laut Indonesia. Ok. Selamat bertugas buat KRI Spica-934.
Rencana Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim dunia memang tidak main-main, hal ini dibuktikan dengan langkah nyata diantaranya yaitu reformasi pengelolaan laut Indonesia dan terus menambah kekuatan TNI AL.
Yang terbaru yaitu didatangkannya KRI Spica-934 dari Prancis untuk menjaga wilayah laut Indonesia. KRI Spica-934 merupakan kapal baru jenis survei hydro-oseanografi yang berteknologi canggih dan satu-satunya di Asia Tenggara.
Kapal perang KRI Spica-934 ini berkecepatan 14 knots dengan bobot 500 ton, panjang 60 meter dan mampu berlayar secara terus-menerus selama 20 hari. Untuk sistem persenjataan, kapal ini dilengkapi dengan cannon PSU Rheinmetal kaliber 22 mm dan dua pucuk senapan mesin berat M2HB kaliber 12,7 mm.
Penggunaan kapal ini diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi di galangan kapal OCEA Shipyard Company, Les Sables d'Olone, Prancis, Sabtu (17/10/2015). Peresmian dilaksanakan melalui prosesi commissioning berupa upacara yang diawali dengan tradisi penamaan kapal (shipnamming) yang dilakukan oleh Ny Endah Ade Supandi, selaku ibu kandung kapal, dengan tata tradisi memecahkan kendi di lambung kapal tersebut sebagai pertanda kelahiran kapal.
Kini KRI Spica-934 resmi masuk ke dalam jajaran kekuatan pertahanan Indonesia. KRI Spica-934 ini diambil dari nama salah satu bintang yang menjadi acuan bernavigasi. Kapal bantu hidro-oceanografi (BHO) ini memiliki peralatan survei hingga ke kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut.
KRI Spica-934 yang dibuat di galangan kapal OCEA Dossier, di Les Sables-d'Olonne, Prancis, ini memiliki kecepatan maksimum 14 knots, panjang 60 meter dan bobot kosong 500 ton. Kapal ini mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six, mampu menampung 30 awak dan 16 personel tambahan, serta mampu berlayar terus-menerus selama 20 hari.
KRI Spica-934 adalah kapal survei hidrografi canggih kedua yang dimiliki TNI AL setelah KRI Rigel-933. Spesifikasi teknis keduanya hampir sama. KRI Spica-934 fungsi asasinya merupakan kapal riset dan survei hidro-oseanografi (Oceanographic Offshore Support Vessel/OSV)
Kapal ini mulai berlayar dari Perancis pada bulan Oktober 2015 dan tiba di tanah air bulan Desember 2015. Selanjutnya pada Sabtu kemarin 12 Desember 2015 kapal ini bertolak menuju Jakarta.
Beberapa keistimewaan instrumen khusus penera hidrologis dan oseanografis yang dimiliki kapal Rigel class ini.
Keistimewaan pertama, kapal buatan Perancis ini mampu membedakan lapisan demi lapisan air laut di kedalaman, hingga mengenali perbedaan salinitas dan pergerakan arus air.
Kelebihan kedua kapal ini dibekali kapal selam mini tanpa awak autonomous underwater vehicle (AUV). Perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 6.000 meter.
Dan yang ketiga, kapal yang disebut sebagai kapal survei tercanggih di Asia ini juga bisa membedakan apakah obyek yang dijumpai didasar laut itu metal, bahan organik, atau bahan lainnya.
Kini KRI Spica-934 telah resmi menjadi Armada tempur terbaru TNI AL dan akan mebantu tugas-tugas TNI AL dalam menjaga wilayah kedaulatan laut Indonesia. Ok. Selamat bertugas buat KRI Spica-934.